
Seperti tidak ada kepedulian, kini mahasiswa memulai babak baru, yakni persoalan demokrasi. Padahal sejatinya kita mempelajari bentuk pemerintahan dimana semua warga negaranya memiliki hak setara dalam mengambil keputusan yang dapat mengubah hidup mereka. Tentunya demokrasi ini mengizinkan warga negara berpatisipasi baik secara langsung maupun perwakilan dalam perumusan, pengembangan, dan pembuatan hukum.
Dalam hal ini, melihat babak baru di mahasiswa IAIN Pontianak telah melakukan demokrasi pada ruang lingkup organisasi mahasiswa yang kita kenal dengan PEMIRAMA (Pemilihan Raya Mahasiswa). Sebagaiaman yang sudah kita ketahui bersama, bahwa pemirama IAIN Pontianak telah terlaksana oleh beberapa ormawa dari tingkat prodi, fakultas, maupun institut. Namun sangat disayangkan bahwa pemilihannya secara aklamasi. Padahal ada ribuan mahasiswa IAIN Pontianak, mengapa hanya 1 pasangan calon saja yang mendaftar?. Kemana arah mahasiswa sekarang apa tidak peduli dengan dunia berdemokrasi dalam ilmu politik yakni sebagai role model miniatur negara.
Apakah mahasiswa sekarang sudah lupa dengan citra demokrasi di Indonesia?
Siapa yang salah dan siapa yang akan disalahkan, apakah sistem dalam pemilihannya atau memang dari mahasiswanya saja yang apatis.
Demikian direnungkan baik-baik dan cobalah menerima yang telah terjadi, marilah kita bersama-sama membawa perubahan yang lebih baik terhadap demokrasi saat ini. Jadilah mahasiswa yang sebenar-benarnya mahasiswa, jangan hanya hebat dalam mengkritisi namun tanpa adanya aksi karena sesuatu yang mungkin memerlukan ribuan kata untuk menerangkannya kadang-kadang cukup dan lebih baik diterangkan dengan satu tindakan nyata.
Penulis: Tria Rizkika Aprilia
Editor: Muhammad Adib Alfarisi